Kegiatan bina IMTAQ menjadi salah satu kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh siswa SMP YPVDP Bontang, atau yang lebih dikenal dengan nama SMP Vidatra. Kegiatan bina IMTAQ menjadi wadah dan sarana bagi para guru untuk membentuk akhlak dan karakter para siswa agar menjadi insan yang lebih taat dan taqwa pada Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama mereka masing-masing.

Meskipun saat ini pembelajaran masih dilakukan secara daring, tetapi semangat para guru dan partisipasi para siswa untuk mengikuti kegiatan bina IMTAQ tetap tinggi. Kegiatan bina imtaq dilakukan dengan berbagai macam cara. Pada hari Jumat, 21 Agustus 2020 kegiatan bina IMTAQ bagi siswa yang beragama Islam dimulai pada pukul 07.00-07.40 WITA melalui live streaming di channel YouTube SMP YPVDP dengan penceramah Ustadz Syamsiroh. Beliau adalah salah satu guru tahfidz SMP YPVDP. Untuk siswa yang beragama Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha juga melaksanakan bina IMTAQ dengan guru agama mereka masing-masing menggunakan beberapa aplikasi, seperti Google Meet, Jitsi, dan Zoom.

Selain hari Jumat, untuk mengawali pembelajaran juga dilaksanakan bina IMTAQ yaitu membaca kitab suci sesuai agama masing-masing pada pukul 07.00-07.20 Wita. Kegiatan ini dipandu oleh wali kelas, guru pamong, dan guru agama masing-masing. Hal ini dilakukan agar wali kelas, guru pamong, dan guru agama selain dapat mengenal lebih dekat anak didik mereka juga dapat memantau keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan bina imtak.

Di tengah wabah Covid-19 ini SMP YPVDP tetap konsisten dalam melaksanakan kegiatan bina IMTAQ. Hal ini dilakukan agar para siswa tidak hanya mengejar prestasi akademik, tetapi juga mengedepankan iman dan taqwa mereka kepada Tuhan Yang Maha Esa. Seperti yang dikatakan oleh KH. Dimyati Rois, “Jika anda menjadi guru hanya sekedar transfer pengetahuan, akan ada masanya di mana anda tidak lagi dibutuhkan, karena Google lebih cerdas dan lebih tahu banyak hal dari pada anda. Namun jika anda menjadi guru yang mentransfer adab, ketaqwaan dan keikhlasan, maka anda akan selalu dibutuhkan, karena Google tidak memiliki semua itu.” (IKA)